Kamis, 28 Oktober 2010

pemain sepak bola muslim profesional end bersejrah..??

Zinedine Zidane

Zinedine Yazid Zidane (lahir di Marseille, Perancis, 23 Juni 1972), dengan nama panggilan Zizou adalah seorang pemain sepak bola Perancis keturunan Aljazair. Posisinya adalah gelandang menyerang. Ia memulai karir sebagai pemain di klub AS Cannes dan kemudian bermain di Girondins Bordeaux, Juventus, dan terakhir di Real Madrid. Ia pensiun dari sepak bola klub pada tahun 2006 dan pensiun dari tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia 2006.
Setelah penampilan Zidane di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000, tidak sedikit publik sepak bola yang menganggapnya sebagai pemain terbaik di dunia. Kelebihan dan keahliannya melakukan dribbling dan penguasaan bola, mempersulit pemain lawan untuk merebut bola darinya.

Zidane memiliki empat anak, hasil pernikahannya dengan Véronique Zidane (kelahiran Lentisco), seorang mantan pedansa Perancis dan model Spanyol.

Zizou dilahirkan di Marseille dan dibesarkan di La Castellane. Walaupun lahir di Marseille, Zizou belum pernah bermain untuk Olympique de Marseille. Karir Zizou dimulai pada usia 14 tahun, bakat anak imigran Aljazair ini ditemukan oleh seorang pencari bakat dan mendapat tempat di Akademi AS Cannes. Selama di liga Prancis, Zizou bermain untuk AS Cannes dan Girondins Bordeaux, sebelum dibeli oleh Juventus sebesar £3 juta.

Pada tahun 2001, Zizou ditransfer dari klub Italia, Juventus F.C. ke Real Madrid untuk kontrak selama 4 tahun dengan biaya transfer sebesar €66 juta, membuat ia menjadi pemain sepak bola dengan transfer termahal di dunia. Ia mencetak gol kemenangan 2-1 melawan klub Jerman, Bayer Leverkusen pada 2001-2002 Final Champions League di Glasgow di Hampden Park.

Tahun 2004 setelah Piala Eropa 2004 berakhir, Zidane memutuskan untuk pensiun dari sepak bola internasional, namun saat Perancis mengalami kesulitan untuk meloloskan diri ke Piala Dunia 2006, Zidane mengumumkan pada Agustus 2005 bahwa ia akan kembali bermain di tim nasional dan memutuskan bahwa ia akan mundur setelah Piala Dunia 2006 berakhir. Pada tanggal 25 April 2006, Zizou secara resmi mengumumkan keputusannya untuk mundur dari klub dan tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia 2006.

Pada tanggal 7 Mei 2006 Zizou memainkan pertandingan terakhir sebagai tuan rumah untuk Real Madrid di Stadion Santiago Bernabéu. Pemain Real Madrid memakai baju kaos khusus yang bertuliskan “Zidane 2001-2006″ tertulis di bawah logo klub. Pertandingan ini melawan Villarreal CF dengan hasil akhir seri 3-3.

Pada dua pertandingan awal Piala Dunia 2006, ia tampil buruk dan bahkan harus absen pada pertandingan ketiga akibat akumulasi kartu kuning. Zidane kemudian menunjukkan permainan terbaiknya di babak berikutnya. Namun, karir Zidane harus berakhir buruk saat ia dikartu merah oleh wasit Horacio Elizondo pada pertandingan final piala dunia akibat menanduk bek Italia, Marco Materazzi di bagian dada.

Zidane terpilih sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2006 versi FIFA dan para wartawan yang meliput ajang tersebut dengan mendapat 2012 poin, kapten Italia Fabio Cannavaro di posisi dua dengan 1977 poin dan pemain Italia lainnya, Andrea Pirlo di posisi tiga dengan 715 poin. Alasan ia dipilih menjadi pemain terbaik karena berhasil menampilkan penampilan yang menawan serta menunjukkan kepemimpinan yang baik dalam membawa Perancis hingga ke babak final.

Gelar yang telah Zidane persembahkan kepada Perancis dan klubnya selama ini, antara lain : Piala Dunia (1998), Piala Eropa (2000), Liga Champions (2001/2002), Piala Toyota (1996 dan 2002), Seri A (1996/1997 dan 1997/1998), La Liga (2002/2003), dan Runner Up Piala Dunia (2006)

Zidane pernah tiga kali terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia (1998, 2000, 2003) dan sekali menjadi Pemain Terbaik Eropa (1998), serta sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia (2006).

BIODATA

Nama lengkap : Zinedine Yazid Zidane

Nama Panggilan : Zizou

Lahir : Marseille, Perancis, 23 Juni 1972

Posisi : Gelandang Menyerang

Karir Profesional :

* AS Cannes, 6 gol dari 65 kali main (1988-1992)
* Girondins Bordeaux, 32 gol dari 157 kali main, (1992-1996)
* Juventus F.C., 29 gol dari 190 kali main (1996-2001)
* Real Madrid, 46 gol dari 202 kali main (2001-2006)
* Tim Nasional Perancis, 31 gol dari 108 kali main, (1994-2006)

Penghargaan :

* Pemain Terbaik Eropa (1998)
* Pemain Terbaik Dunia (1998, 2000, dan 2003)
* Pemain Terbaik Piala Dunia (2006)

Filsafat Yunani

Beberapa Tokoh Filsafat Yunani

Para filosof itu tergolong dalam filosof alam. Para filosof alam tersebut tidak mempercayai cerita-cerita yang demikian dan menganggapnya sebagai takhayul yang tidak masuk akal, karena itulah mereka berusaha untik mendapatkan keterangan tentang inti dasar alam itu dari daya pikirnya sendiri, maka mereka pantas mendapat sebutan sebagai pemikir yang radikal karena pemikiran mereka sampai pada akar (radik=akar) dari alam yang dipersoalkan.

a) Thales (625-545 SM)

thales
Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir, ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik dan astronomi.
Ada yagn mengatakan bahwa Thales mempergunakan kepintarannya itu sebagai ahli nujum. Karena pada suatu waktu ia pernah meramalkan aka nada gerhana matahari pada bulan itu dan tahun itu dan ramalan itu benar.
Hal itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu matematik orang Babilonia yang sangat tersohor pada waktu itu.
Dengan jala berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal besar yang senantiasa mengikat perhatian; apa asal alam itu? Apa yang menjadi sebab penghabisan dari segala yang ada? Berdasarkan pengalamannya sehari-hari dijadikanlah pikirannya untuk menyusun bangun alam sebagai orang pesisir ia dapat melihat bahwa air laut menjadi smber hidup.
Thales pula kemegahan air laut yang menjadikan ia takjub. Demikianlah laut meyebarkan bibit seluruh dunia yang menjadi dasar penghidupan. Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.

b) Anaximandros (640-547)

Anaximandros
Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Meskipun oa murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh gurunya.
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhuitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan tidak ada persamaannya dengan apapun.
Meskipun tentang teori asalm kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas dia tidak mengenal ajaran Islam atau yang lainnya.

c) Anaximenes (585-494 SM)

anaximenes
Menurut Anaximenes prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses “pemadatan dan pengeceran”, kalau udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran dibandingkan dengan Anaximandros.
Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar katanya melayang diatas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang-bintang. Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam dibawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi.

d) Pythagoras (580-500 SM)

pytagoras
Pythagoras lahir dipulau Samos yang termasuk daerah Ionia dalam kota ini Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang sifat-sifatnya akan dibicarakan di bawah ini. Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religious, mereka menghomati dewa Apollo.
Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhban bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup untuk hari kemudian.
Pythagoras tersebut juga sebagai ahli pikir. Terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsure angka.

e) Heraklitosn (540-480 SM)
Ia lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai pendangan yang berbeda dengn filosof-filosof sebelumnya. Ia menyatakan bahwa asal segala suatu hanyalah satu yakni api.
Ia memandang bahwa api sebagai anasir yang asal pandangannyasemata-mat tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos.
Segala kejadian didunia ini serupa dengan api yang tidak putusnya dengan bergantu-ganti memakan dan menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala hidup mula dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir.
Tidak sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan bahan bakar itu dan berubah menjadi abu dan asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu kesatuan dalam perubahan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu.
Dan filsafat pra Socrates ditandai usaha mencari asal (asas) segala sesuatu (arche) tidakkah dibalik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya satu azas? Thales mengusulkan air, Anaximandros: yang tak terbatas, Anaximenes: api-udara-tanah-air, Pythagoras dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Herakleitos mengajar bahwa segala Sesuatu mengalir

Sejarah Hadis pada Masa Sahabat dan Tabi'in

Sejarah Hadis pada Masa Sahabat dan Tabi'in

Masa Sahabat

Sahabat adalah mereka yang bertemu dengan Rasulullah saw dalam keadaan mu’min dan meninggal dalam keadaan mu’min.
Selain memperhatikan al-Qur’an, pada masa ini Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali secara sungguh-sungguh memperhatikan perkembangan periwayatan hadis.
Hal ini berdasarkan perintah Nabi untuk menyampaikan hadis kepada sahabat lain yang tidak bisa hadir saat hadis disampaikan.
ألا ليبلغ الشاهد الغائب (أخرجه ابن ماجه)
“Ingatlah, hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.” (HR. Ibn Majah).

Hadis pada Masa Khulafa al-Rasyidin
Periwayatan hadis pada masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab masih terbatas disampaikan kepada yang memerlukan saja, belum bersifat pengajaran resmi. Demikian juga penulisan hadis.
Periwayatan hadis begitu sedikit dan lamban. Hal ini disebabkan kecenderungan mereka untuk membatasi atau menyedikitkan riwayat (Taqlil al-Riwâyah), di samping sikap hati-hati dan teliti para sahabat dalam menerima hadis.
Ali bahkan hanya mau menerima hadis perorangan jika orang tersebut bersedia disumpah. Pada masa ini muncul sektarianisme yang bertendensi politis menimbulkan perbedaan pendapat dan pertentangan, bukan saja dalam bidang politik dan pemerintahan, tapi juga dalam ketentuan-ketentuan keagamaan. Dari suasana itu muncul pemalsuan hadis.

Metode Sahabat dalam Menjaga Sunnah Nabi SAW.
1. Kehati-hatian dalam meriwayatkan hadis. Seperti :
Metode Abu Bakar dan Umar dalam menyelesaikan ketentuan hukum adalah mengembalikan permasalahan pada Al-Qur’an. Jika tidak menemukannya, maka ia bertanya pada sahabat lain : ‘Apakah ada yang mengetahui bahwa Rasul pernah memutuskan perkara seperti itu?
Pada masa Khulafa al-Rasyidin, cenderung membatasi atau menyedikitkan riwayat (Taqlil al-Riwâyah).
Seusai meriwayatkan hadis, mereka akan mengatakan نحو هذا , كما قال atau kata yang sejenisnya.

2. Kecermatan (selektif) sahabat dalam menerima riwayat.
Jaminan akan kesahihan riwayat dan kapasitas pembawanya.
Mencari hadis dari perawi lain.
Meminta kesaksian selain periwayat.

Cara Meriwayatkan Hadis
Periwayatan Lafzi - redaksinya - matannya persis seperti yang diwurudkan Rasul. Sahabat yang paling terkenal meriwayatkan dengan lafzi adalah Abdullah bin Umar.
Periwayatan Maknawi, periwayatan hadis yang matannya tidak persis sama dengan yang dari Rasul akan tetapi isi/makna akan tetap terjaga secara utuh, sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasul tanpa ada perubahan sedikitpun.

Hadis pada Masa Tabi’in

Tabi’in adalah mereka yang bertemu dengan sahabat nabi dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan beriman.
Wilayah kekuasaan Islam sudah meluas. Syam, Irak, Mesir, Samarkand, bahkan Spanyol. Hingga beberapa sahabat hijrah ke wilayah tersebut demi mengemban tugas.
Pada masa ini hingga akhir abad pertama, banyak di antara tabi’in yang menentang penulisan hadis. Di antaranya: Ubaidah bin Amr al-Salmani al-Muradi (72 H), Ibrahim bin Yazid al-Taimi (92 H), Jabir bin Zaid (93 H) dan Ibrahim bin Yazid al-Nakha’i (96 H). Larangan penulisan tersebut karena :
- Khawatir pendapatnya ditulis bersisian dengan hadis sehingga tercampur.
- Larangan tersebut hanya pribadi, sementara murid-muridnya dibiarkan mencatat.

Metode Tabiin dalam Menjaga Sunnah Nabi Saw.
1. Menempuh metode yang sudah dilakukan para sahabat.
2. Menerima riwayat dari orang yang kapasitasnya tsiqah dan dhabit.
3. Meminta sumpah dari periwayatnya saat mencari dukungan dari perawi lain.
4. Melakukan rihlah untuk mengecek hadis dari pembawa aslinya.

Kodifikasi Hadis Secara Resmi
Kodifikasi hadis secara resmi dipelopori Khalifah Umar bin Abdul Aziz (khalifah kedelapan pada masa Bani Umayyah yang memerintah tahun 99-101 H.).Dia menginstruksikan kepada para Gubernur di semua wilayah Islam untuk menghimpun dan menulis hadis-hadis Nabi. Selain itu khalifah juga memerintah Ibn Hazm dan Ibn Syihab al-Zuhri (50-124 H) untuk menghimpun hadis Nabi SAW.
Semboyan al-Zuhri yang terkenal al isnaadu minad diin, lau lal isnadu la qaala man syaa-a maa syaa-a (artinya : Sanad itu bagian dari agama, sekiranya tidak ada sanad maka berkatalah siapa saja tentang apa saja).

Motif Umar bin Abdul Aziz
1. Kekhawatiran akan hilang Hadis dari perbendaharaan masyarakat, sebab belum dibukukan.
2. Untuk membersihkan dan memelihara Hadis dari Hadis-hadis maudhu' (palsu) yang dibuat orang-orang untuk mempertahankan ideologi golongan dan mazhab.
3. Tidak adanya kekhawatiran lagi akan tercampurnya Al-Qur’an dan hadis, keduanya sudah bisa dibedakan. Al-Qur’an telah dikumpulkan dalam satu mushaf dan telah merata diseluruh umat Islam.
4. Ada kekhawatiran akan hilangnya hadis karena banyak ulama Hadis yang gugur dalam medan perang.



Kodifikasi Hadis Pada abad kedua

Kitab hadis yang ada, masih bercampur aduk antara hadis-hadis Rasulullah dengan fatwa-fatwa sahabat dan tabi'in, belum dipisahkan antara hadis-hadis yang marfu', mauquf dan maqthu, dan antara hadis yang shahih, hasan dan dla'if.
Kitab Hadis yang masyhur :
1. Al-Muwaththa - Imam Malik pada 144 H - atas anjuran khalifah al-Mansur. Jumlah hadis yang terkandung dalam kitab ini kurang lebih1.720 hadis.
2. Musnad al-Syafi'i - mencantumkan seluruh hadis dala kitab "al-Umm".
3. Mukhtalif al-Hadits - karya Imam Syafi'i - menjelaskan cara-cara menerima hadits sebagai hujjah, menjelaskan cara-cara mengkompromikan hadits-hadits yang kontradiksi satu sama lain.

Kodifikasi Hadis Pada abad ketiga
Pada abad ke-3, yang berperan adalah generasi setelah tabi’in.
Telah diusahakan untuk memisahkan hadis yang shahih dari Al-Hadits yang tidak shahih sehingga tersusun 3 macam kitab hadis, yaitu :
1. Kitab Shahih - (Shahih Bukhari, Shahih Muslim)
2. Kitab Sunan - (Ibnu Majah, Abu Dawud, Al-Tirmizi, Al-Nasai,
3. Al-Darimi) - berisi hadis shahih dan hadis dha'if yang tidak munkar.
4. Kitab Musnad - (Abu Ya'la, Al Humaidi, Ali Madaini, Al Bazar, Baqi bin Mukhlad, Ibnu Rahawaih) - berisi berbagai macam hadis tanpa penelitian dan penyaringan dan hanya digunakan para ahli hadis untuk bahan perbandingan.



…….YUdHa KUrniAwaN….

Qodariyah Vs Jabariyah

Qodariyah Vs Jabariyah

PENDAHULUAN
Setelah Nabi saw wafat, umat Islam berusaha menegakkan sunah dalam keputusan-keputusan hukum dan aqidah. Akibat munculnya sutuasi baru sebagai dampak ekspansi wilayah Islam, maka muncul pula kebutuhan akan keputusan-keputusan terhadap hal-hal yang belum ada ketentuan sunah atasnya dan perlunya bimbingan ke arah masa depan. Kondisi ini melatarbelakangi timbulnya beberapa permasalahan baru yang melahirkan cara pandang dan pendapat yang berbeda-beda. Satu diantara permasalahan tersebut adalah perihal status orang mukmin yang berdosa besar. Khawarij dalam permasalahn ini menetapkan bahwa pelaku dosa besar secara mutlak terlepas dari status sebagai mukmin, sedangkan Murji'ah menyerahkan permasalahan ini kepada kebijaksanaan Alloh swt untuk diputuskan pada hari akhir.Selain itu permasalahan pertanggungjawaban dosa ini mendorong timbulnya aliran Qodariyah yang menegaskan bahwa manusia memiliki kebebasan absolut. Manusia merupakan pencipta atas perbuatannya dan sepenuhnya akan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Reaksi terhadap pandangan Qodariyah ini ditandai dengan munculnya aliran Jabariyah yang berpendapat bahwa perbuatan manusia benar-benar telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya tentang aliran Jabariyah dan Qodariyah akan dipaparkan dalam pembahasan berikut.

JABARIYAH (FATALISM/PREDESTINATION)
Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Sedangkan menurut Al-Syahrastani Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakekat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Alloh swt. Pendiri aliran Jabariyah yaitu Ja'ad bin Dirham dan Jahm bin Shafwan. Ja'ad orang pertama yang memperkenalkan ajaran Jabariyah atau Predestination (keterpaksaan) manusia, maka Jahm bin Shafwan adalah orang pertama yang menyebarkannya, sehingga aliran ini sering disebut juga dengan aliran Jahamiyah. Dia seorang mawali (budak yang sudah dimerdekakan) yang berasal dari Khurasan (Iran) dan menetap di Kufah (Iraq). Alirannya lahir di Tirmiz (Iran utara). Jahm bin Shafwan dibunuh oleh Salma bin Ahwaz Al-Mazini penguasa yang ditunjuk oleh Bani Umayyah di Marwa (kini wilayah Turkmenistan, Rusia). Dia dibunuh bukan karena ajaran yang dikemukakannya, tapi karena keterlibatannya dalam tindakan pemberontakan terhadap Bani Umayyah.
Ajaran-ajaran pokok aliran Jabariyah yaitu :
Masalah sifat Alloh swt. Jahm bin Shafwan tidak membenarkan Alloh swt diberi sifat-sifat yang terdapat pada makhluk-Nya. Yang demikian itu membawa penyerupaan Alloh swt dengan ciptaan-Nya. Namun diakui pula bahwa banyak ayat Al-Qur'an yang menyebutkan Alloh swt mendengar, melihat, berbicara dan sebagainya. Ayat-ayat tersebut tidak dilihat secara lahiriyah (tekstual) melainkan dipahami secara konstekstual.
Tentang Surga dan Neraka.Surga dan neraka serta aktivitas penghuninya akan berakhir. Firman Alloh swt yang berbunyi (mereka kekal di dalamnya) disebutkan majas, bukan kekekalan yang sesungguhnya sebab yang kekal hanyalah Alloh swt. Dalam ayat lain Alloh swt berfirman :
Artinya : " Mereka (penghuni surga dan neraka) kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali Alloh swt menghendaki yang lain …".(QS. 11 : 107 - 108).Ayat tersebut menngandung syarat dan pengecualian kekekalan surga dan neraka. Bagi Jabariyah pahala dan siksaan pun merupakan paksaan karena didasarkan pada keyakinan bahwa manusia tidak memiliki pilihan dan daya. Manusia dalam paham ini hanya merupakan wayang yang digerakkan dalang.
Masalah Iman dan Kufur.Iman dan kekafiran bergantung sepenuhnya kepada keyakinan di dalam hati dan orang yang telah mengenal baik dengan Alloh swt kemudian ingkar dengan lidahnya tidak akan menjadi kufur karenanya. Bahkan juga tidak menjadi kafir sungguh pun ia menyembah berhala, menjalankan ajaran Yahudi atau Nasrani kemudian mati, bagi Alloh swt orang demikian tetap merupakan seorang mukmin yang sempurna. Firman Alloh swt :Artinya : "Bukanlah kamu yang menghendaki, tetapi Allohlah yang menghendaki". (QS. Al-Ihsan : 30).
Tentang Qudrot dan Irodat Manusia.Manusia tidak mampu melakukan suatu perbuatan, tidak memiliki kemauan, kemampuan dan pilihan. Allohlah pencipta semua perbuatannya sebagaimana terjadi pada benda-benda. Misalnya manusia membaca, menulis, mendengar maka hal itu sama saja dengan Alloh swt membuat pohon tumbuh, berbuah, air mengalir dan sebagainya. Firman Alloh swt :Artinya : "Dan Allohlah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat". (QS. As-Shaffat : 96).Ketika manusia dikatakan bahwa berbeda dengan benda mati karena manusia mempunyai kekuatan, kehendak dan pilihan, Allohlah yang menciptakan dalam diri manusia kekuatan atau daya, kehendak dan pilihan yang dengannya manusia bertindak. Dengan melihat pendapat Jabariyah seperti yang disebutkan di atas, maka apakah artinya Alloh swt mengutus Rosul dan menurunkan al-Qur'an yang penuh dengan perintah, larangan, janji dan ancaman ? Tidakkah itu menjadi sia-sia belaka ? Semuanya itu tidak sia-sia, karena semuanya itu pun untuk menjalankan ketentuan Alloh swt. Keadaan itu tidak bedanya dengan Alloh swt menurunkan hujan, menerbitkan matahari, bulan dan sebagainya.
QODARIYAH (FREE WILL AND FREE ACT)
Qodariyah berasal dari kata qodara yang berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau kemampuan. Sedangkan sebagai aliran dalam ilmu kalam, qodariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Tentang kapan munculnya Qodariyah dalam Islam, secara pasti tidak diketahui. Namun ada sementara para ahli yang menghubungkan paham Qodariyah ini dengan kaum Khawarij. Tokoh pemikir pertama kali yang menyatakan paham Qodariyah adalah Ma'bad Al-Jauhani yang kemudian diikuti oleh Ghailan Al-Dimasyqi. Ma'bad Al-Jauhani adalah seorang ahli hadits dan tafsir Al-Qur'an, tetapi kemudian ia dianggap sesat dan membuat pendapat-pendapat yang salah serta batal. Setelah diketahui pemerintah waktu itu, ia dibunuh oleh Abdul Malik bin Marwan pada tahun 80 H. Imam Nawawi mengatakan bahwa aliran Qodariyah saat ini sudah lenyap. Ajaran pokoknya sebagaimana yang dikemukakan oleh Ghailan Al-Dimasyqi yaitu bahwa manusia berkuasa untuk melakukan perbuatan-perbuatan atas kehendak dan kekuasaannya sendiri dan manusia pula yang melakukan atau tidak melakukan perbuatan-perbuatan jahat atas kemampuan dan dayanya sendiri. Manusia tidak dikendalikan seperti wayang yang digerakkan oleh dalang tetapi dapat memilih. Beberapa dalil yang digunakan aliran Qodariyah :
Artinya : "Kerjakanlah apa yang kamu kehendaki sesungguhnya Ia melihat apa yang kamu perbuat". (QS. As-Sajdah : 40).
Artinya : "Katakanlah kebenaran dari Tuhanmu, barang siapa yang mau beriman maka berimanlah dan barang siapa yang mau kafir maka kafirlah". (QS. Al-Kahfi : 29).

Penulisan Al-Qur’an

Penulisan Al-Qur’an

Mengenai Penulisan Al-Qur’an, sudah dimulai sejak zaman Rasul Saw menerima wahyu, para penulis itupun dipanggilnya untuk menulis dan mencatatnya di samping shahabat-shahabat yang menghapalnya. Tidak kurang dari 48 yang menjadi Juru tulis Nabi Saw adalah Zaid bin Tsabit. Sebelum Nabi Saw wafat, Al-Qur’an secara kesluruhan telah tampung penulisannya dengan urutan surah-surah dan ayat-ayat berdasarkan petunjuk Rasul sae sendiri. Penulisan pada masa rasul Saw ini masih menggunakan alat- alat yang sederhana, seperti pelepah kurma, lempengan-lempengan batu dan kepingan-kepingan tulang, sehingga sulit untuk dihimpun dalam satu kumpulan. Sedangkan tulisannya menggunakan huruf Kafi (huruf-huruf yang berbentuk garis lurus tanpa titik dan baris).
Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, atas usul Umar bin Khathab Al-Qur’an ditulis ulang dengan menggunakan lembaran-lembaran kertas atau suhuf. Suhuf yang bertulisan Al-Qur’an itu lalu diikat dengan benang sehingga membentuk satu mushaf (kumpulan lembaran). Penulisan dilakukan oleh Zaid bin Tsabit, dibantu oleh Ubay bin Ka’ad, Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan dan beberapa shahabat qurr 9pembaca-pembaca) lainnya. Mushaf disimpan Abu Bakar sampai beliau wafat, dan ketika Ummar bin Khatab menjadi Khalifah, mushaf itu berada dibawah penguasaannya. Setelah Ummah bin Khatab wafat mushaf tersebut di simpan di rumah St. Hafsah (putri Ummar dan istri Rasulullah Saw.)
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, timbul perbedaan pendapat di kalalngan ummat Islam mengenai masalah qiroah (cara membaca Al-Qur’an). Perbedaan pendapat ini bermula dari Rasul keapda qobilah-qobilah Arab yang ada pada masa itu untuk membaca dan menghafalkan Al-Qur’an menurut lahjah (dialek) mereka masing-masing. Kelonggaran itu dimaksudkan oleh Rosul Saw agar mereka mudah menghafal Al-Qur’an.
Tetapi dalam perkembangan Islam kemudian, terutama setelah bangsa-bangsa yang memeluk Islam semakin beragam sebagai akibat dari bertambah luasnya daerah Islam, car membaca Al-Qur’an pun menjadi semakin bervariasi sesuai dengan dialek masing-masing. Hal inilah yang menimbulkan perselisihan masalah qiroah. Masing-masing kabilah menganggap dialeknya yang benar, sedangkan dialek lainnya salah.
Menanggapi hal ini shahabat Hudzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Khalifah Utsman agar menetapkan aturan penyeragaman bacaan Al-Qur’an dengan membuat mushaf Al-Qur’an standar yang akan dijadikan bagi seluruh ummat Islam di berbagai wilayah.
Merespon usul Khudzaifah, Khalifah Utsman lalu membentuk lajnah (panitia) yang terdiri dari Zaid bin Tsabit sebagai ketua dengan anggota-anggotanya ialah Abdullah bin Zubair, Sa’id bin As Abdurrahman bin Harits. Utsman lalu meminjam mushaf yang tersimpan di rumah Hafsah dan memberkannya kepada panitia yang telah terbentuk.
Tugas utama panitia adalah menyalin mushaf kedalam beberapa naskah sambil menyeragamkan dialek yang digunakan, yaitu dialek Quraisy (Al Quraisy). Al-Qur’an yang telah disusun dialek yang seragam itu disebut Mushaf Utsmani. Semuanya berjumlah lima buah. Satumushaf disimpan di Madinah, empat mushaf lainnya dikirimkan ke Makkah, Suriah, Basrih dan Kuffah untuk disalin dan diperbanyak. Selanjutnya Khalifah Utsman memerintahkan agar mengumpulkan semua tulisan Al-Qur’an selain Mushaf Utsmani untuk dimusnahkan hanya boleh boleh menyain dan memperbanyak tulisan Al-Qur’an dari mushaf yang resmi, yaitu mushaf Utsmani.

Penulisan Al-Qur’an

Penulisan Al-Qur’an

Mengenai Penulisan Al-Qur’an, sudah dimulai sejak zaman Rasul Saw menerima wahyu, para penulis itupun dipanggilnya untuk menulis dan mencatatnya di samping shahabat-shahabat yang menghapalnya. Tidak kurang dari 48 yang menjadi Juru tulis Nabi Saw adalah Zaid bin Tsabit. Sebelum Nabi Saw wafat, Al-Qur’an secara kesluruhan telah tampung penulisannya dengan urutan surah-surah dan ayat-ayat berdasarkan petunjuk Rasul sae sendiri. Penulisan pada masa rasul Saw ini masih menggunakan alat- alat yang sederhana, seperti pelepah kurma, lempengan-lempengan batu dan kepingan-kepingan tulang, sehingga sulit untuk dihimpun dalam satu kumpulan. Sedangkan tulisannya menggunakan huruf Kafi (huruf-huruf yang berbentuk garis lurus tanpa titik dan baris).
Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, atas usul Umar bin Khathab Al-Qur’an ditulis ulang dengan menggunakan lembaran-lembaran kertas atau suhuf. Suhuf yang bertulisan Al-Qur’an itu lalu diikat dengan benang sehingga membentuk satu mushaf (kumpulan lembaran). Penulisan dilakukan oleh Zaid bin Tsabit, dibantu oleh Ubay bin Ka’ad, Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan dan beberapa shahabat qurr 9pembaca-pembaca) lainnya. Mushaf disimpan Abu Bakar sampai beliau wafat, dan ketika Ummar bin Khatab menjadi Khalifah, mushaf itu berada dibawah penguasaannya. Setelah Ummah bin Khatab wafat mushaf tersebut di simpan di rumah St. Hafsah (putri Ummar dan istri Rasulullah Saw.)
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, timbul perbedaan pendapat di kalalngan ummat Islam mengenai masalah qiroah (cara membaca Al-Qur’an). Perbedaan pendapat ini bermula dari Rasul keapda qobilah-qobilah Arab yang ada pada masa itu untuk membaca dan menghafalkan Al-Qur’an menurut lahjah (dialek) mereka masing-masing. Kelonggaran itu dimaksudkan oleh Rosul Saw agar mereka mudah menghafal Al-Qur’an.
Tetapi dalam perkembangan Islam kemudian, terutama setelah bangsa-bangsa yang memeluk Islam semakin beragam sebagai akibat dari bertambah luasnya daerah Islam, car membaca Al-Qur’an pun menjadi semakin bervariasi sesuai dengan dialek masing-masing. Hal inilah yang menimbulkan perselisihan masalah qiroah. Masing-masing kabilah menganggap dialeknya yang benar, sedangkan dialek lainnya salah.
Menanggapi hal ini shahabat Hudzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Khalifah Utsman agar menetapkan aturan penyeragaman bacaan Al-Qur’an dengan membuat mushaf Al-Qur’an standar yang akan dijadikan bagi seluruh ummat Islam di berbagai wilayah.
Merespon usul Khudzaifah, Khalifah Utsman lalu membentuk lajnah (panitia) yang terdiri dari Zaid bin Tsabit sebagai ketua dengan anggota-anggotanya ialah Abdullah bin Zubair, Sa’id bin As Abdurrahman bin Harits. Utsman lalu meminjam mushaf yang tersimpan di rumah Hafsah dan memberkannya kepada panitia yang telah terbentuk.
Tugas utama panitia adalah menyalin mushaf kedalam beberapa naskah sambil menyeragamkan dialek yang digunakan, yaitu dialek Quraisy (Al Quraisy). Al-Qur’an yang telah disusun dialek yang seragam itu disebut Mushaf Utsmani. Semuanya berjumlah lima buah. Satumushaf disimpan di Madinah, empat mushaf lainnya dikirimkan ke Makkah, Suriah, Basrih dan Kuffah untuk disalin dan diperbanyak. Selanjutnya Khalifah Utsman memerintahkan agar mengumpulkan semua tulisan Al-Qur’an selain Mushaf Utsmani untuk dimusnahkan hanya boleh boleh menyain dan memperbanyak tulisan Al-Qur’an dari mushaf yang resmi, yaitu mushaf Utsmani.
Pencetakan Al-Qur’an

Sebelum mesin cetak ditemukan, memperbanyak mushaf Al-Qur’an dilakukan dengan tulisan tangan, dan sebelum tulisan Al-Qur’an seperti yang kita baca sekarang, terjadi penyempurnaan berupa penambahan titik pada huruf-huruf Al-Qur’an. Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah membacanya, mengingat semakin banyak orang-orang non arab yang memeluk Islam dan kurang memahami tulisan Kafi.
Menanggapi keadaan ini, Abu Aswad ad Duwali, salah seorang tabi’in pada masa Muawiyah mengambil inisiatif untuk memberi tanda titik dalam Al-Qur’an dengan tinta yang berbeda dengan tulisan Al-Qur’an. Titik yang diletakkan di atas huruf menandakan baris fatah (bunyi a), titik di bawah menandakan kasroh (bunyi I), titik di sebelah kriri menandakan baris dommah (bunyi u), dan titik dua menandakan tanwin (bunyi nun mati), namun karena tanda-tanda baca ini hanya diberikan pada huruf terakhir dari suatu kata, tanda-tanda baca itu belum banyak menolong bagi orang yang awam.
Usaha perbaikan tulisan Al-Qur’an selanjutnya dilakukan oleh Natsir bin Asim dan Yahya bin Ya’mur pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M) dari Dinasti Umayah, dengan menambah tanda titik pada huruf-huruf Al-Qur’an dengan tinta yang sama tanda titik itu dimaksud untuk memebedakan huruf bat, ta, tsa, dan ya.
Namun cara penulisan seperti itu pun masih menimbulkan kesulitan, karena terlalu banyak titik sehingga hampir-hampir tidak dapat dibedakan mana titik, baris, dan mana titik huruf. Kemudian Khalil bin Ahmad bin Amr bin Tamin al Faridhi al Zadi mengubah sistim baris yang dibuat oleh Abu Aswad ad Duwali. Yaitu mengganti titik dengan huruf alif kecil diatas huruf sebagai tanda fathah (bunyi a), huruf ya kecil sebagai tanda kasroh (bunyi i), dan huruf wa kecil ditas huruf sebagai tanda domah (bunyi u). Selain itu ia menggunakan kepala sin untuk tanda syaiddah (konsonan ganda). Kepala ha untuk sukun (baris mati) dan kepala ain untuk hamzah. Kholil juga membuat tanda mad, yaitu tanda bahwa huruf itu harus dibaca panjang, dipotong dan ditambah sehingga menjadi bentuk yang ada sekarang.
Pada masa Kholifah Al Makmun (813-833 M), para ahli qiroah menambahkan lagi berbagai tanda dalam Al-Qur’an, seperti membuat tanda-tanda ayat, tanda-tanda waqof (berhenti membaca), serta tanda-tanda ibtida (memulai membaca), dan menerangkan identitas surat pada awal setiap surat. Seperti nama surah, tempat turunnya dan jumlah ayatnya. Tanda-tanda lainnya, adalah tanda pemisah antara satu juz, seperti Juz Amma, yang diikuti dengan penomorannya, tanda hizd untuk membedakan satu hizd dengan hizd lainnya, tiap tanda dibagi empat, satu perempat ditulis al rub, seperdua nizf dan tiga perempat ats tsulusa.
Percetakan Al-Qur’an Pertama
Setelah mesin cetak ditemukan di Erofa pada abad ke – 16, Al-Qur’an pertama kali dicetak di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M. Adanya mesin cetak ini mempermudah ummat Islam memperbanyak mushaf Al-Qur’an. Selanjutnya Al-Qur’an di cetak di St. Petersburg, Rusia, pada tahun 1787 M, di Kazan pada tahun 1828 M.
Mulai abad ke 20 percetakan Al-Qur’an dilakukan di dunia Islam, dan cetakan yang banyak dipergunakan dunia Islam dewasa ini adalah cetakan edisi Mesir tahun 1925 M yang juga dikenal dengan edisi Raja Fu’ad karena dialah yang memprakarsainya.
Selanjutnya pada tahun 1947 M untuk pertama kalinya Al-Qur’an dicetak dengan teknik cetak offset yang canggih dan dengan menggunakan hurf-huruf yang indah, perdetakan tersebut dilakukan di Turki atas prakarsai seorang ahli kaligrafi Turki terkemuka, Sa’id Nursi. Lalu tahun 1976 M Al-Qur’an dicetak dengan berbagai ukuran dan jumlah oleh percetakan yang dikelola pengikut Sa’id Nursi di Berlin Jerman.
Di Indonesia khususnya, usaha percetakan dan penerbitan Al-Qur’an harus mendapat persetujuan dari pemerintah melalui Departemen Agama RI. Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah pengontrolan dan pemeriksaan terhadap Al-Qur’an yang terbit dan beredar di Indonesia. Untuk menangani masalah ini. Departemen Agama membentuk lembaga khusus bersama Lajnah Pentashih Al-Qur’an terjaga dari segala kekeliruan dan kesalahan, baik segaja ataupun tidak disengaja

Sejarah Penulisan Al-Quran

Sejarah Penulisan Al-Quran
Turunnya Al-Qur’an

Al-Qur’an, sebagaimana diterangkan dalam surat Al Baqarah ayat 185, diturnkan pada bulan Ramadhan.
{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ}
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan bathil) ..”
‘Ulama (para ‘alim) sepakat bahwa Al-Qur’an diturnkan pada bulan Ramadhan, namun mengenai tanggalnya berbed pendapat. Pendapat yang paling populer adalah diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan atau bertepatan dengan 10 Agustus 610 M di Gua Hiro, ketika Rosul Saw berusia 40 tahun. Ada lagi yang berpendapat tanggal 24 Ramadhan, seperti yang diterangkan Imam Ahmad bin Hambal dalam sebuah hadits dari wa’ilah bin al Aq : ” … Dan Al-Qur’an diturunkan pada tanggal 24 Ramadhan.

Demikian juga mengenai jumlah ayatnya, para alim bebeda pendapat. ‘Ulama Kufah seperti Abu Abdurrahman As Salmi menyebutkan Al-Qur’an berjumlah 6.235 ayat, As Suyuthi menyebutkan 6.616 ayat. Perbendaan jumlah ayat ini disebabkan adanya perbedaan pandangan di antara mereka tentang kalimat Basmalllah pada awal surat dan fawatih as suwar (kata-kata pembuka surah), seperti Ya Sin, Alif Lam Mim, dan Ha Mim. Kata-kata pembuka ini ada yang menggolongkan sebagai ayat ada juga yang tidak.

Minggu, 24 Oktober 2010

Pertama ke kanjuruhan



Pertama kali ke Kanjuruhan..

SOLO,11 Mei 2010,.pndok djamsaren,(Verika,Yudha,Devan,Guntur,Arkha)setelah  selesai pengumuman Ujian Akhir Nasional,walau dengan amat dag dig dug trasa sampe dihati saat memperoleh surat keterangan kelulusan,sewaktu mau mengetahui hasilnya dan alhamdulillah Lulus.setelah itu kami berniat pengen meluapkan kegembiraan,setelah berhari-hari mikirin plajaran yang ga ada berhentinya belajar,hehe,,.
Dan tujuan kami jatuh ke malang yang saat itu jga dri kita ada jga yang rumahnya malang,jadi bsa untuk silahturrahmi,kita smua jga suka sepak bolanya yang sangat terkenal clubnya Arema Indonesia

11 MEI 2010,Sore persiapan sudah mulai lengkap tinggal tunggu teman2 yang belum datang end malamnya mulai berangkat k stasiun jebres,karena jarak y yang terlalu jauh kmi sampe bingung mw naek apa k tempat stasiun y,jam 20.00 untung y ada teman yang mw pinjami spda motor,okey jdi brangkat,..sial y d tengah perjalanan hujan turun deras banget smpek basah pakain kami,akhir y sampai jga d stasiun walau pakaian basah-basah,yang gak enak y waktu brangkat tman kami yng nganterin k stasiun tdi hamper ga bsa ikud coz yng nganterin pada ga ada yng mw..untung y mereka(guntur-devan) mw bersedia datang jga walau sampe jalan kaki end basah2 jga,Sbelum y mereka jga minta bantuan pak polisi untk ngantrin y gara-gara membaca tulisan yang mereka bca “kami siap melayani anda”,piker mreka ada pak polisi yng mw nganterin smpek k stasiun,setelah lama2 diskusi dng pak polisi ternyata pak polisi y jga tidak maw,.haha
Akhir y jdi jalan kaki bagus tur… : ) akhiry datng jga..
            Stelah beli tiket kmi berlima langsung naek ke kreta,sial y lgi ga dpat tempt duduk,akhir y terpaksa duduk n tidur di blakang gerbong sampe’karng lebh 5 jam..


 Akhir y pgi jam 07.00 jga dpat tempat duduk,dari pnumpang laen yang lbih turun sbelum malang.
Okeey, jam skitar jam 10.smpek jga di stasiun kepanjen malang.langsung saja cri taw alamat stadion kanjuruhan markas arema Indonesia. Sore pun mulai datang siap nonton pertandingan arema Indonesia.senang y bsa langsung hadir di stadion kanjuruha dan bernyayi bareng aremania-aremanita.para pemain-pemain arema nulai turun ke lapangan dan sang pelatih Robert albert saat itu.dan kmudian di smbut oleh supporter aremania.
suasana makin ramie saat yuli s.datang untuk memimpin support lagu arema,saat arema mulai berlaga di atas lapangan hijau.,


  
Gol yg di tunggu” akhir y dtang jga walau lma yaitu pda babak kedua..
Tpi sesal y hanya satu gol saja yng terjadi,tpi ga apa itu sudah membuwat poin pnuh plus mmwat aremania senang bangga end senang…
SIAP dapatKan JUARA ISL dan JUARA@ laennya,,,,
Good luck arema Indonesia.,.,. :D


HamPir GA BsA BaLEK K SOLO GArA@ GA aDA UaNG….
( artikel blum di bikin,,,hahaha ))

Sabtu, 23 Oktober 2010

Sehat Dengan Bangun Pagi

Sehat Dengan Bangun Pagi

Banyak cara yang dilakukan agar kita menjadi sehat, salah satunya adalah dengan membiasakan diri untuk bangun pagi. Sering kali kita melihat perbedaan pada mereka yang terbiasa bangun pagi dengan yang terbiasa bangun siang. Bagi mereka yang mempunyai kebiasaan bangun siang terlihat wajahnya nampak lesu, pucat, mudah sakit, dan tidak jarang kalau mereka tergesa-gesa dengan adanya waktu yang mepet. Berbeda bagi mereka yang terbiasa dengan bangun pagi, lebih bugar, wajah nampak lebih berseri dan memiliki waktu yang cukup banyak untuk mengurusi aktivitas lain. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh udara yang kita hirup pada pagi hari. Pada pagi hari hasil fotosintesis oleh tumbuhan yaitu O2 masih belum terkena polusi sehingga udara masih sangat segar.  Saat kita beraktifitas pada pagi hari, pori-pori kulit membuka yang kemudian O2 tersebut masuk ke dalamnya dan membangun dan memperbaiki sel-sel kita yang rusak. Tidak berhenti di kulit saja. Alat-alat pernafasan pada tubuh kita juga ikut sehat. Adapun cara agar udara yang dihembuskan oleh tumbuh-tumbuhan dapat lebih bermanfaat bagi tubuh adalah dengan cara:
  1. Berolahraga di pagi hari, jangan lupa membentangkan kedua tangan ke atas. hirup mealui hidung dan hembuskan melalui mulut sambil menurunkan tangan.  Lakukan hingga 4-6 kali. ( seperti pemanasan ).
  2. Minum air putih sebanyaknya untuk mengganti ion tubuh saat berolahraga.
  3. Lakukan Setiap hari kebiasaan tersebut agar kita lebih sehat.